Makanan Khas Indonesia Paling Aneh

Written By Unknown on Senin, 19 Maret 2012 | 06.00

Indonesia terkenal dengan keanekaragaman budaya, flora dan faunanya. Nah, pada makanan juga ada beberapa masakan asli suatu daerah yang merupakan masakan khas daerah tersebut, yang mungkin juga dirasa aneh dan asing didengar untuk dimakan dari orang yang berasal dari daerah yang lain.

Masakan aneh tersebut di antaranya :
  • Bothok Tawon
 
Makanan ini merupakan bothok dengan bahan dasar sarang tawon atau lebah. Rasanya ada yang pedas, manis dan asam segar. Bothok tawon masih bisa ditemui di daerah pedesaan jawa timur.

  • Lawar Bali

Lawar adalah makanan tradisional khas Bali yang bahannya dari daging babi, darah babi yang masih segar,parutan kelapa dan bumbu-bumbunya.Proses pengolahannya pun sangat unik yaitu daging babi yang diketek(potong2 halus) kemudian di campur dengan parutan kelapa dan bumbu khas serta yang terakhir dituangi darah segar babi untuk memberi warna merah yang membangkitkan rasa lapar. Lawar pada mulanya digunakan untuk sajian pada upacara baik upacara adat maupun upacara keagamaan, saat ini telah dijual sebagai hidangan baik di warung-warung, rumah makan bahkan hotel-hotel berbintang di Bali

  • Rujak Cingur
 
Sudah terlihat jelas belum bentuknya ya, hidung apa tuh :), bahan di atas adalah bahan dari rujak cingur, makanan khas kota surabaya. Cingur adalah sejenis kikil dari bagian hidung dan mulut sapi. Rujak cingur sangat enak memakai sambal petis dengan kacang tanah.

  • Soup Ceker Ayam
 
Kalau ini bahan dasarnya, kaki ayam, alias ceker. Gizi dan protein dari ceker ayam ini sangat tinggi.

  • Rempeyek Laron
 
Pernah tahu hewan yang terbang setelah hujan keluar, biasanya kita temui dekat lampu depan rumah. Namanya laron, hasil metamorfosis perubahan dari rayap kayu yang keluar setelah hujan. Oleh para penduduk, dijadikan bahan rempeyek.

  • Kelelawar Goreng Bumbu

Kelelawar goreng bumbu kecap sambal pedas, merupakan masakan khas dari manado. Mungkin di daerah lain juga ada tapi dengan bahan kelelawar buah atau codhot.

  • Ulat Sagu
 
Ulat sagu bisa ditemui pada pohon sagu yang sudah mati ada juga di pohon kelapa yang telah mati. Sebenarnya ulat sagu merupakan perubahan sebelum menjadi kumbang. Biasanya langsung dimakan mentah-mentah sebagai jamu dan obat kuat, khas dari papua atau NTB.

  • Tokek goreng
 
Digunakan sebagai jamu untuk masalah penyakit kulit. Tokek bisa kita temui hidup di rumah-rumah, ada juga yang ditangkarkan.

  • Tikus Panggang
 
Wah, ini tikus panggang namanya, asli dari manado punya. Ada yang sudah coba ?!?

  • Juice Cacing Tanah
 
Tidak dimakan mentah-mentah, cacing tanah dioleh dengan dikeringkan kemudian dijadikan serbuk sehingga nantinya bisa dijadikan juice. Merupakan resep turun temurun untuk obat dan anak yang sulit makan. Protein dalam daging cacing sangat tinggi manfaatnya.

  • Keripik Teripang
 
Makanan dari hewan laut seperti lintah. Mengandung protein yang tinggi. Kalau anda alergi sebaiknya dihindari.

  • Belalang Goreng
 
Walang goreng atau belalang goreng. Makanan ini bisa kita temui saat musimnya, banyak dijajakan warga sekitar desa gunung kidul.

  • Sate Kere
 
Makanan ini bisa anda jumpai di daerah solo, jawa tengah. Jangan heran koq namanya sate kere, satenya tidak ada yang dari daging, bahannya dari tempe menjos, tempe biasa, dan kikil.

  • Sate Biawak
 
Sate dari biawak dipercaya bisa berkhasiat untuk kejantanan para lelaki. Kalau di jawa disebut nyambik, hidup di sekitar sungai atau danau. Lemak biawak digunakan untuk minyak oles dan dagingnya untuk sate.

  • Sate Ular
 
Sate ular, pasti bisanya sudah dihilangkan, jadi tidak beracunlah.

  • Sate Kuda
 
Sate kuda, jantan seperti kuda. Patut dicoba kalau berani. Banyak ditemui di daerah jawa dan sumbawa. Ada pula susu kuda lho :)

  • Sate dan rica-rica Landak
 
Binatang yang mempunyai banyak bulu berjarum ini dijadikan bahan sate dan rica-rica. Dipercaya untuk obat sakit asma dan alergi kulit.

  • Sate Buaya
 
Bisa kita temui di daerah sumatra dan kalimantan. Buaya yang dibuat sate adalah buaya dari tangkaran.

sumber

0 comments:

Posting Komentar